Masjid Nabi di Madinah dipenuhi dengan jutaan pejalan kaki setiap tahunnya, baik siang maupun malam.
Otoritas Umum Mesjid Nabi untuk urusan sudah merumuskan strategi pengendalian kerumunan yang mencakup perkiraan kapasitas, metode kontrol kerumuhan, dan rencana evakuasi.
Rencana ini membutuhkan koordinasi antara penegak hukum, organisasi keamanan, dan tim teknik khusus untuk memastikan aliran orang yang aman dan lancar. Banyak rute dan jalur akan dipantau dan dikendalikan.
Ini adalah 3 Juni 2024 di Madinah. Masjid Nabi memiliki aliran yang tak berujung dari orang-orang yang masuk dan keluar dari masjid pada setiap waktu siang dan malam. Di seluruh dunia, jutaan orang datang ke masjid untuk berdoa kepada Allah selama lima doa harian yang dikenal sebagai Al-Rawdah Al-Sharifah.Pada masa ini, kepadatan para penyembah adalah yang tertinggi. Otoritas Umum untuk urusan Masjid Nabi mematuhi rencana yang tepat untuk pengelolaan kerumunan, yang ditetapkan jauh sebelum musim Hajj. Rencana ini melibatkan menghitung kapasitas setiap situs doa berlisensi, merancang cara manajemen kerumunan, mengembangkan skema evakuasi, dan mengatur jalur darurat. Dalam memperbarui rencana ini, pihak berwenang dan agen keamanan berkolaborasi dan mengkoordinasikan kerja mereka.
Sebuah tim insinyur khusus mengeksekusi rencana melalui merancang mekanisme operasi, sementara kru lapangan yang berkualitas mengawasi aliran kerumunan di dalam Masjid Nabi dan halaman-halamannya. Pada saat yang sama, desain membutuhkan pemantauan dan kontrol terintegrasi untuk 38 saluran utama, 14 jalur kecil, dan 8 jalur darurat, memberikan pergerakan lalu lintas orang tanpa masalah dan aman. Selain itu, desain membuat reservasi mudah bagi pengunjung untuk mengakses Al-Rawdah Al-Sharifah melalui aplikasi Nusuk. Hal ini juga memanfaatkan tempat-tempat khusus untuk mengatur dan menunggu, sehingga memungkinkan orang untuk berdoa di Al-Rawdah sesuai dengan waktu izin mereka.
